Semua
berawal dari,
Terik
matahari yang menusuk kulit
Bising
klakson setiap kendaraan yang melintas
Petikan
gitar dan canda tawa muda-mudi di pinggir jalan
Saat itulah
aku merasakan dan mampu mencium aroma kejanggalan
Ibukota..
disana aku dan kau berada
Sama-sama
mencari hidup yang lebih baik
Namun kita
terjebak dalam arus bernama jalinan kasih
Sesuatu yang
kuanggap baik begitu juga kau
Lalu siapa
tahu pentingnya kepuasan diri
Lebih
penting dari apapun
Bahkan dari
arti sebuah kata persahabatan
Pada kenyataannya
kau mendorongku
Pada keadaan
dimana aku yang salah dan lemah
Aku yang
harus menunjukkan kelemahanku sendiri didepan dunia
Kau yang
tertawa saat aku bermuram hati
Sekian lama
kubersabar menanti rangkulan yang kau janjikan
Tapi yang
ada hanya air mata penyesalan
Kota yang
keras dengan segala keindahan yang mengelilinginya
Membuatku
mengerti bagaimana hidup tanpa senyuman
Jakarta yang
kau banggakan
Membuatku luluh
untuk tidak menitikan air mata
Meski begitu
bukan berarti aku jera