Sabtu, 01 Desember 2012

Jakarta (Sebuah cerita tentang air mata)


Semua berawal dari,
Terik matahari yang menusuk kulit
Bising klakson setiap kendaraan yang melintas
Petikan gitar dan canda tawa muda-mudi di pinggir jalan
Saat itulah aku merasakan dan mampu mencium aroma kejanggalan
Ibukota.. disana aku dan kau berada
Sama-sama mencari hidup yang lebih baik
Namun kita terjebak dalam arus bernama jalinan kasih
Sesuatu yang kuanggap baik begitu juga kau
Lalu siapa tahu pentingnya kepuasan diri
Lebih penting dari apapun
Bahkan dari arti sebuah kata persahabatan
Pada kenyataannya kau mendorongku
Pada keadaan dimana aku yang salah dan lemah
Aku yang harus menunjukkan kelemahanku sendiri didepan dunia
Kau yang tertawa saat aku bermuram hati
Sekian lama kubersabar menanti rangkulan yang kau janjikan
Tapi yang ada hanya air mata penyesalan
Kota yang keras dengan segala keindahan yang mengelilinginya
Membuatku mengerti bagaimana hidup tanpa senyuman
Jakarta yang kau banggakan
Membuatku luluh untuk tidak menitikan air mata
Meski begitu bukan berarti aku jera